Minggu, 06 Maret 2011

Empati yang tak terduga

Empati yang tak terduga
Empati yang tak terduga
Kisah ini merupakan kisah nyataku dan pengalaman menarik saat untuk pertama kalinya Aku mengajar anak usia TK B di sebuah sekolah swasta di Surabaya. Cerita ini tentang seorang anak yang bernama Farhan. Farhan adalah anak usia TK B yang mempunyai kerbatasan dalam hal komunikasi dan gerak motorik.

Ketika Farhan berbicara, kata-katanya selalu belum dapat dipahami oleh orang lain, apalagi yang belum pernah bertemu sebelumnya. Selain kata-katanya belum jelas, dalam berbicara selalu ada kata-kata Farhan yang hilang sehingga harus diulangi dengan pertanyaan kembali. Bahkan kadang-kadang harus sampai 3 atau 5 kali pertanyaan Kami baru mengerti apa yang dimaksudkan atau diinginkan oleh Farhan. Jadi komunikasi Farhan masih secara individu sehingga harus dengan komunikasi yang intensif karena memang masih satu arah.
-->  

Dalam hal keterlambatan motorik, jika Farhan berlari terlihat lamban dan ketika berjalan terlihat seperti sedang kelelahan. Badannya tinggi besar lebih besar dibanding teman-teman satu kelasnya. Menurut cerita orangtuanya dari kecil Farhan memang tidak melalui proses merangkak, jika berpindah tempat Farhan mengesot sambil duduk. Saat Farhan kecil kakinya juga terlihat lemah dan lunglai. Dari sejarah masa kecilnya ini maka tidak heran kalau saat usia TK B Farhan berbeda dengan teman-teman sekelasnya dalam hal kemampuan motorik kasar ataupun halusnya.

Disisi lain banyak kelebihan yang dimilikinya, Farhan adalah anak yang kritis, cerdas, baik hati, sabar, suka menolong, penyayang, anak yang selalu taat dan optimis. Dengan kekurangan dan kelebihannya ini, sering terjadi hal yang membuat Aku iba dan sedih. Teman-temannya di kelas kadang-kadang masih sulit menerima Farhan sebagai manusia utuh dan sahabat mereka, tetapi memang butuh proses untuk dapat membuat teman-temannya bisa menerima Farhan apa adanya. Namun subhanallah dari pengalaman ini Aku jadi banyak belajar bahwasanya anak-anak itu polos dan tanpa rekayasa.

Farhan juga sering melakukan hal yang tidak terduga sebelumnya dan subhanallah hal itu bermanfaat dan sering tepat dengan apa yang dibutuhkan orang lain. Masih basah dalam ingatan, ketika ada temannya namanya Jihan tidak membawa minum karena tertinggal di mobil saat diantar oleh orangtuanya. Subhanallah pagi itu Farhan membawa minum 2 botol dan menurut cerita ibunya saat mengantarkannya Farhan tidak seperti biasanya meminta untuk dibawakan bekal minum 2 (dua) botol. Setelah tahu kalau Jihan tidak membawa bekal minum Farhan datang memberikan sebotol bekal minumnya kepada Jihan. Dari kejadian ini Jihan temannya yang pertama kali mengungkapkan kalau Jihan sayang Farhan dan akan selalu membantu Farhan, karena Farhan anak yang baik, begitu kata Jihan.

Pernah juga saat sedang mengadakan "outing" tema tentang binatang ternak kambing. Waktu itu semua teman-teman Farhan langsung berbaris dan berkumpul di depan aula untuk mendengarkan pengarahan, sementara Farhan masih berada di tempat bermain pasir dan asik membawa kantong plastik dan memasukkan pasir ke dalamnya. Ketika Aku mengajak untuk segera berkumpul Farhan masih meminta untuk membawa pasir dan lap kain di kelas. Saat ditanya untuk apa? apa tujuannya? Farhan menjawab dengan terbata dan agak aneh "ya... untuk kambingnya nanti Bu guru..." Setelah diskusi agak panjang akhirnya Aku sebagai gurunya mengijinkan dengan kesepakatan bahwa Farhan dapat bertanggungjawab dan mempunyai tujuan dalam membawa barang yang diinginkanya.

Saat sedang asyik mengobservasi binatang kambing, ada salah satu siswa yang muntah-muntah kemudian dengan cepat aku menghampirinya dan menolongnya. Ternyata Farhan datang tepat pada waktunya sambil memberikan pasir dan lap kain yang dibawanya dari sekolah tadi. Subhanallah benar-benar pemikiran yang diluar jangkauan akal kita. Farhan sudah terlebih dulu mempunyai feeling tentang hal yang akan terjadi. Saat menolong Farhan mengulang-ulang pertanyaannya "Sheva kenapa kok muntah-muntah, Bu guru?" aku menjawab pertanyaannya "Bu guru belum tahu Farhan, mungkin Sheva pusing" Kemudian Sheva menjawab "aku nggak tahan karena kambingnya bau, terus tadi aku lihat dia pipis, terus aku perutnya jadi sakit, ya udah aku jadi muntah"

Hal unik yang lain masih sering terjadi. Seperti pagi itu Aku berangkat mengajar seperti biasanya. Seperti biasa juga setelah cek clock Aku langsung menghampiri anak-anak yang sudah datang. Kebetulan yang sudah datang ada Rahma, Farhan, Salma, Sahid dan Riza. Tiba-tiba ketika sedang duduk mengawasi aktifitas anak-anak Aku merasa pusing, dan bumi serasa berputar. Kemudian datanglah Farhan dengan seperti berlari tapi pelan kemudian memberikan minyak kayu putih dengan botol yang kecil. Kebetulan ada seorang teman yang menghampiri aku, Nia. "Mbak kenapa? mukanya kok pucat?" "aku nggak tahu Nia, kepalaku tiba-tiba pusing banget dan seperti mau melayang" jawabku. Akupun dipapah dan diantarkan ke UKS, dengan diiringi Farhan yang sedari tadi mengikuti kami. Akhirnya pagi ini aku harus istirahat sampai setengah pembelajaran dan digantikan guru piket sampai jam 09.00. Alhamdulillah setelah istirahat sebentar Aku sudah lumayan membaik, badanku juga sudah lumayan kembali segar.

Sewaktu pulang Aku menyempatkan berbincang dengan mama Farhan, tentang kejadian tadi pagi yaitu saat Aku pusing dan Farhan datang dengan memberiku minyak kayu putih tanpa aku minta. Ternyata sebelum berangkat sekolah, Farhan meminta untuk membawa Minyak kayu putih kalau nanti sakit perut katanya. Padahal selama ini Farhan tidak pernah melakukan hal seperti itu. Namun hari ini saat Aku membutuhkan minyak kayu putih Farhan datang dengan ikhlas dan tulus menolongku tanpa diminta dan tanpa disuruh.

Dari Farhan Aku banyak belajar tentang berbagai hal, tentang keikhlasan, ketulusan, qonaah, sabar dan perhatian. Kadang Aku merasa menjadi orang yang jahat, yang secara tidak sadar meminggirkan anak-anak yang dalam tanda kutip tertinggal. Aku sering menganggap mereka remeh, sering menganggap mereka menjadi beban, tetapi dari Farhanlah justru Aku belajar tentang bagaimana menghargai orang lain, menerima mereka apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

semoga cerita dan pengalaman ini dapat diambil ibrah ataupun manfaatnya, amin.

'Salam istiqomah dan damai dariku yang masih belajar untuk menjadi guru'

Artikel yang berkaitan :



0 komentar:

Posting Komentar

Next previous home